Benar, semuanya dengan ketentuan Allah. Tidak ada yang terjadi dimuka bumi ini kecuali dengan izin dari Allah. Itu adalah bagian dari keimanan dengan taqdir.
Namun, keimanan dengan taqdir akan menjadi sempurna dengan menjalankan sebab untuk meraihnya.
Oleh karenanya, ketika para shahabat bertanya kepada Rasulullah ﷺ :
Jika semuanya sudah ditentukan tempatnya disyurga atau neraka, untuk apa kita beramal ?
Beliau menjawab : Beramallah kalian, karena setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang ditakdirkan untuknya ( HR Bukhari dan Muslim )
Diantara bentuk mencari sebab agar tidak tertular penyakit adalah menghindari keramaian. Benar, itu adalah salah satu sebab tertularnya penyakit.
Rasulullah ﷺ menyuruh kita untuk lari dari orang yang terkena penyakit kusta dalam sabdanya :
فِرَّ مِنَ الْمَجْذُوْمِ فِرَارَكَ مِنَ الأَسَدِ
“Larilah dari penyakit kusta seperti engkau lari dari singa” ( HR Muslim )
Ada sebuah kisah disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah, sebagaimana dalam kitab : Hukmu tada’ie lifi’li taat : 17 – 21
Beliau bercerita:
Terjadi penyakit ta’un dimesir pada permulaannya di 27 Rabiul Akhir 833, disaat itu jumlah orang yang meninggal dibawah 40 orang. Lalu mereka keluar ketanah lapang pada 4 jumadil ula setelah mereka dianjurkan untuk puasa selama 3 hari lalu mereka berkumpul dan berdoa beberapa saat kemudian mereka kembali. Tidak berselang satu bulan sampai jumlah orang yang meninggal disaat itu setiap harinya dimesir dikala itu 1000 orang bahkan lebih. Dan ini disebabkan karena terjadinya penularan disaat mereka berkumpul untuk melakukan doa
Maka cukup kisah diatas menjadi Ibrah bagi kita, jika kita sayang dengan orang yang kita cintai.
Barakallahu fikum
Abu Abdillah Imam