Sebuah judul yang terbalik barangkali, namun ada benarnya.
Memang pasangan ideal adalah sang suami yang mengajak istrinya menuju surga Allah Ta’ala. Akan tetapi kadang seorang istri diuji oleh Allah Ta’ala dengan suami yang enggan menuntunnya menuju keridhaan Allah Ta’ala. Maka jika demikian, “Bawalah Suamimu Menuju Surga-Nya”
Diantara doa orang yang beriman,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan mereka yang mengatakan : “Wahai Rabb kami, berikan untuk kami dari istri–istri kami dan keturunan kami buah mata yang menyenangkan, dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Furqan : 74)
Sehingga idealnya adalah suami sebagai pemimpin dan penuntun.
Namun kadangkala angin berhembus tidak sesuai keinginan sang nelayan, begitulah cobaan yang Allah Ta’ala berikan kepada sebagian kaum hawa, tentunya dengan hikmah agung yang Allah Ta’ala inginkan.
Wahai sang Istri..
Bukanlah kegagalan manakala engkau dapati suamimu jauh dari keridhaan Allah Ta’ala, namun justru itu adalah sebuah medan perjuangan, disana terdapat ladang pahala yang berlimpah ibarat pasir di samudera yang luas. Jangan mudah berprasangka buruk kepada Allah Ta’ala juga kepada suamimu.
Hanya saja Allah Ta’ala ingin melihat sejauh mana kesabaran dirimu.
Ingatkan engkau ketika Ummu Hakim istri dari Ikrimah bin Abi Jahl berusaha membujuk suaminya untuk memeluk agama Islam, pengorbanan dan harapan ssa yang ditunggu dengan kesabaran setia.
Berkat kesabaran dan tentunya doa, Allah Ta’ala berikan hidayah kepada Ikrimah bin Abi jahl, padahal ikrimah telah divonis dengan hukumat mati oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam disaat pembukaan Kota Mekkah.
Kadang seorang istri mudah berputus asa. Ini tentunya keliru dan salah.
Siapa yang menjamin keadaan suamimu akan demikian sampai ajal memisahkanmu dengannya ?
Apakah engkau telah mengetahui ketentuan Allah atas diri suamimu di Lauhul Mahfudz ? jelas tidak.
Maka berhusnudzan lah kepada Allah, dan berdoalah, sungguh doa adalah modal terbaik yang dimiliki oleh seorang hamba. Cara yang terbaik adalah mencari tahu, apa penyebab utama suamimu jauh dari ketaatan. Pasti ada faktor penyebab. Jika itu image yang negative tentang Islam dan sunnah, maka perlihatkan dirimu dihadapannya sebagai seorang wanita dan istri yang baik dan positive dalam semua hal kebaikan.
Kadang suami benci kepada syariat Islam, ketika merasa bahwa istrinya akan berubah menjadi seperti wanita yang selalu kotor dan semrawut. Maka tampakanlah dihadapannya kalau sunnah dan hijab Islam tidak menghalangi dirimu untuk berdandan cantik dan anggun dihadapan suamimu.
Walaupun kebanyakannya menjadikan hijab islami sebagai penutup kemalasannya dalam berhias dihadapan Suaminya, namun engkau janganlah demikian.
Ketika suamimu menganggap waktu yang engkau gunakan dalam menuntut ilmu agama mengurangi jatahnya untuk bersenda gurau dan bersenggama denganmu, maka jangan menghabiskan waktumu tersia sia dengan teman temanmu jalan kesana kemari ibarat wanita tak bersuami.
Ingat dia (suami) juga memiliki hak untuk bersama denganmu.
Kadang juga sang suami heran, mengapa si istri sering belajar ilmu agama, tapi masih suka berbohong, atau mengaudit kehidupan rekan sesamanya (ghibah), apakah dia (istri) belajarnya tidak serius ? atau belajar sebagai alasan untuk reuni dagangan dalam majlis pengajian ?
Maka usahakan perlihatkan kalau engkau benar-benar belajar, dan cobalah sesekali berikan faedah kepadanya apa yang telah engkau ketahui dari Ilmu agama, siapa tahu suamimu akan meminta waktu belajar agama kepadamu.
Disitulah Engkau telah membawa suamimu menuju surganya Allah Ta’ala.
Barakallahu fikum
Penulis : Ustadz Abu Abdillah Imam